Bisa dikatakan bahwa hampir semua ajaran Agama di dunia mengatakan bahwa manusia diciptakan melalui proses pertemuan sel.
Salah satu kegiatan yang bertentangan langsung dengan intisari mayoritas ajaran Agama adalah kloning manusia. Kloning merupakan proses membuat (reproduksi) individu baru melalui rekayasa genetika secara aseksual (tanpa pertemuan sel sperma dan ovum).
Selama ini reproduksi aseksual hanya terjadi pada bakteri, serangga,
cacing planaria, tanaman. Dengan perkembangan bioteknologi, para ahli
genetika menemukan cara reproduksi makhluk tanpa harus melalui proses
pertemuan sperma dan sel ovum yakni dengan mereplikasi (meng-copy)
fragmen DNA yang akan dikloning dari sel suatu makhluk hidup seperti sel
rambut, tulang, otot, dll.
***
Misteri reproduksi makhluk tanpa melalui perkawinan (aseksual) mulai
menjadi perdebatan sengit ketika Ian Wilmut, Keith Campbell dan tim di
Roslin Institute – Skotlandia berhasil mengkloning Domba Dolly pada tahun 1996.
Sebelumnya manusia telah berhasil mengkloning kecebong (1952), Ikan
(1963), Tikus (1986). Keberhasilan kloning Dolly menuai kecaman sebagian
besar penduduk dunia baik institusi keagamaan, pemeluk agama, dunia
kedokteran institusi riset sejenis hingga pemerintahan tiap negara. Hal
ini menyebabkan pengklonian dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
Sejak keberhasilan kloning Domba 1996,
muncullah hasil kloning lain pada Monyet (2000), Lembu “Gaur” (2001),
Sapi (2001), Kucing (2001) dan dikomersialkan pada 2004, Kuda (2003),
Anjing, serigala dan kerbau. Selain itu, beberapa lembaga riset telah
berhasil mengkloning bagian tubuh manusia seperti tangan. Kloning
bagian tubuh manusia dilakukan untuk kebutuhan medis, seperti tangan
yang hilang karena kecelakaan dapat dikloning baru, begitu juga jika
terjadi ginjal yang rusak (gagal ginal). Dan terakhir, ada dua berita
pengkloningan manusia yakni Dokter Italia Kloning Tiga Bayi dan Dr. Zavos Mulai Kloning Manusia. Berikut cuplikan beritanya dari kompas.com.
Dokter Italia Kloning Tiga Bayi
Severino Antinori,
ginekolog terkenal asal Italia, mengaku berhasil mengkloning tiga bayi
sekaligus. Dokter kontroversial yang pernah membantu wanita menopause
berusia 63 tahun untuk melahirkan ini mengungkapkan keberhasilannya
dalam majalah mingguan Oggi yang terbit, Rabu (4/3).
Menurutnya, ketiga
bayi ini terdiri dari dua laki-laki dan satu perempuan. Kini mereka
telah berusia sembilan tahun. “Saya membantu melahirkan ketiganya dengan
teknik kloning manusia. Mereka lahir dalam keadaan sehat dan baik-baik
saja hingga sekarang,” jelas Antinori….. silahkan baca lebih lanjut Dokter Italia Kloning …
Dr Zavos Mulai Kloning Manusia
Diam-diam, seorang ilmuwan asal Amerika Serikat, dr Panayiotis Zavos, mengkloning manusia. Kepada surat kabar Inggris, Independent,
Zavos mengaku berhasil mengkloning 14 embrio manusia, 11 di antaranya
sudah ditanam di rahim empat orang wanita. Tidak diketahui di mana Zavos
mekakukan kloning tersebut karena di Inggris, tempat ia tinggal, dan
sejumlah negara, kloning manusia dilarang. Beberapa kemungkinan muncul
tempat di mana Zavos melakukan kloning, antara lain di Timur Tengah atau
di Amerika Serikat, tepatnya di Kentucky, lokasi kliniknya, atau Siprus
tempat ia lahir.
Tapi empat pasien
yang menjadi tempat penanaman sel hasil kloningnya disebutkan, tiga di
antaranya wanita sudah menikah dan satu wanita lajang. Keempat wanita
itu masing-masing dari Inggris, Amerika Serikat dan sebuah negara di
Timur Tengah yang tidak disebutkan.
Namun, sejauh ini
hasil kerja Dr Zavos belum membuahkan hasil karena keempat wanita itu
belum kunjung hamil meski embrio sudah ditanam di rahim empat wanita
tersebut. “Saya memahami kenapa sejauh ini kami belum memperoleh
kehamilan dari embrio yang sudah ditanam. Ini karena ada kondisi yang
tidak ideal yang membuat itu tidak terjadi,” kata Dr Zavos. Ke depan,
Zavos berencana berkolaborasi dengan Karl Illmensee yang sudah punya
banyak pengalaman dengan proses kloning sejak 1980-an.
Untuk uji coba
berikutnya, Zavos merekrut 10 pasangan muda untuk menjadi obyek uji coba
berikutnya. “Banyak pasangan yang berminat untuk mencoba proses kloning
ini di rahimnya,” ujarnya. Zavos sudah menetapkan biaya untuk setiap
orang yang ingin mengkloning. Biaya yang ditetapkan 45.000 dollar AS
hingga 75.000 dollar AS atau sekitar Rp 492,3 juta sampai Rp 820,5 juta
(kurs Rp 10.940).
Harian Independent menerbitkan berita itu setelah mendapatkan rekaman video hasil proses kloning yang dilakukan Zavos. Bayi hasil kerja Zavos diperkirakan akan lahir dalam beberapa waktu ke depan.
“Tidak ada keraguan dalam hal ini. Bayi hasil kloning akan muncul.
Apabila kami meningkatkan usaha, kami akan mendapatkan bayi kloning
dalam satu atau dua tahun. Tetapi kami belum tahu sampai sejauh mana
peningkatan usaha yang kami dilakukan,” ujar Zavos seperti dilansir Independent.
Tindakan Dr Zavos tentu saja mendapat kecaman dari kalangan ilmuwan dan dianggap melawan etik kedokteran.
Manusia meninggal
Manusia meninggal
Zavos melakukan hal
yang berbeda dalam mengkloning manusia. Bila sebelumnya ilmuwan
melakukannya dengan meletakkan embrio di tabung percobaan, Zavos
langsung manaruhnya di rahim manusia.
0 comments:
Post a Comment