Beberapa hari lalu ada berita tentang 66 persen remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia sudah tidak perawan. Data ini berdasar hasil Survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang dilakukan secara nasional. Sayang pihak penyurvey tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah remaja putri yang diteliti . Terlepas dari akurat atau tidak angka tersebut, namun jika melihat kondisi saat ini angka itu bisa dipercaya mengingat generasi muda saat ini seolah dikepung oleh seks dari berbagai arah. Misalnya dari maraknya vcd dan buku2 porno, situs porno dari internet yang semuanya begitu mudah didapat di Indonesia ini
Betapa sulitnya mengurus ABG zaman
sekarang. Apalagi umur antara 14-18 tahun umur yang labil penuh gejolak
petualangan, pemberontakan dan rasa ingin tahu terhadap segala hal.
Jika kita keras mereka melawan, jika kita lemah lembut dan menuruti
semua kemauannya kepala kita dinjak-injak, Jika kita terlalu keras dan Overprotected
si anak jadi seperti tertekan dan asosial. Sungguh serba salah dan hal
ini adalah ujian yang terberat bagi orang tua, sebab jika kita salah
mendidik, anaklah yang jadi korban. Tapi yang tragis, ada pula orang tua
yang sudah mendidik anak dengan kasih sayang, perhatian, materi juga
pendidikan agama yang baik tapi hal tak terduga tetap saja terjadi.
Seperti kisah seorang ibu yang anak
putrinya hamil diluar nikah padahal selama ini anaknya dikenal sebagai
anak yang baik, penurut dan rajin. Tapi kenyataan berkata lain, sang
putri berhasil diperdaya pacarnya untuk melakukan hubungan intim.
Walaupun sipria bertanggung jawab tapi peristiwa itu telah menorehkan
luka yang dalam karena selama ini mereka dikenal sebagai keluarga yang
saleh dan terhormat. Itulah kenyataan pahit tentang sulitnya menebak
anak remaja, sering Kita merasa sudah mengenal baik anak kita tapi
ternyata tidak.
Terkadang kita sudah merasa melakukan
pengawasan ketat contohnya dengan memasang blokir situs porno pada
internet di rumah tapi apakah kita tahu apa yang si anak lakukan diluar
rumah ? karena begitu banyak warnet di Indonesia yang tidak memblokir
situs porno. Selain itu para ABG itu sudah pandai bersandiwara agar
orang tua tidak curiga terhadap kelakuan mereka sesungguhnya diluar
rumah, baru jika sudah ada kasus, orang tua yang kelimpungan dan kena
getahnya padahal tidak semua orang tua bisa disalahkan terhadap kasus
yang menimpa anaknya, karena jika sudah berada diluar rumah, orang tua
sudah tidak bisa mengawasi anak-anaknya lagi sebab lingkungan dan
teman-temannya diluar rumah turut mempengaruhi moral anak tersebut.
Sebagai orang tua kita sudah berusaha
keras memberikan yang terbaik disamping pendidikan agama yang memadai
kepada anak kita tapi kenyataannya sang anak dengan gejolak usia mudanya
lebih suka menjalani hidupnya sendiri, berada didunianya sendiri
walaupun mereka tidak sadar atau tidak siap dengan resiko yang
dihadapinya. Itulah problema menghadapi remaja apalagi ditengah era
dekadensi moral seperti sekarang ini.
Namun apapun yang terjadi terhadap
anak kita jangan pernah meremehkan, memusuhi dan mengungkit terus
kesalahannya karena hal itu semakin memperparah rasa bersalah dan rasa
percaya diri nya jika sudah gelap mata akhirnya kabur dari rumah atau
malah bunuh diri, sebaiknya rangkulah dia sehingga menyadari
kesalahannya dan jera mengulangi perbuatannya walaupun perbuatannya itu
menyakiti hati kita selaku orang tua, tapi kelak sang anak akan
merasakan hal itu jika sudah menjadi orang tua . pada saat itulah
biasanya dia akan mengerti betapa sulit dan beratnya jadi orang tua yang
baik itu…
0 comments:
Post a Comment